Another War - Horses!

Author : Felicia Yosiana G

31 Desember 2011

Setelah Harvi mendapat kontak dari seorang saudari dalam Kristus di kota luar Jakarta yang mengajak untuk berperang bersama pada tanggal ini, kami memutuskan untuk maju dengan member yang ada. Semuanya begitu mendadak dan mengejutkan bagi kami. Dan kami sempat ragu apakah kami dapat berkumpul pada tanggal itu (baca: izin orang tua yang udah mulai keki karena anak-anaknya dinilai keluar rumah terus. Ditambah lagi, ada beberapa member yang telah melancong keluar kota). And by God’s grace, semuanya berjalan dengan luar biasa pada detik-detik terakhir pertengahan hari; kami jadi berkumpul dengan member seadanya! Bertujuh, untuk lebih spesifik.
Sebelum pertempuran dimulai dengan doa dan pujian, saudari dalam Kristus tersebut mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan fasilitas baru bagi anak-anaknya: kuda perang! Tentu saja kami sangat senang! Apalagi begitu melihat berbagai pengelihatan mengenai kuda masing-masing. Harvi melihat kuda warna putih dengan armor ringan untuknya. Saya pun segera melihat seekor kuda putih besar dengan armor lebih berat yang dituntun ke arah saya. Dan pengelihatan itu diikuti dengan Tuhan Yesus yang membuka stabel kuda bagi anak-anak-Nya. Ada banyak kuda yang dikeluarkan, warna cokelat, cokelat terang, putih, dan sebagainya.

Kami menghabiskan beberapa menit untuk ‘latihan berkuda’ di padang rumput Alam Roh bersama Roh Kudus. (Serius, rasanya lucu sekali melihat segalanya di Alam Roh dari atas kuda!)


(Sekedar info, kami sama sekali nggak mirip gambar ini--kami nggak kayak manusia kaleng ini. Armor dari Tuhan keren sekali tapi tidak membuat kami seperti anak-anak terbungkus besi. Ornamen-ornamen setiap armor mendetil dan unik. Kuda kami pun begitu. Haleluya untuk kemurahan-Nya!)


Saat kami masih ketawa-ketawa sambil memuji Tuhan (norak. Maaf, ya...), Tuhan segera melanjutkan ‘kado’ keren-Nya: Perlengkapan Rohani baru! Ia memberikan kepada kami armor dan senjata baru. Ini memvalidasi apa yang saya lihat dua hari sebelumnya, Perisai Iman baru yang lebih lebar dan keren. Saya saat itu tentu tidak tahu itu akan dipergunakan untuk bertarung dari atas kuda.

Harvi mendapatkan sebuah tombak besar dan kuda cepat. Ivan juga mendapatkan pedang panjang dan kuda cepat. Yah... Mereka memang frontliners, jadi tidak aneh kalau speed adalah atribut mereka. (Betapa Allah adalah Tuhan yang taktis dan penuh strategi!!!) Dan member-member lain pun juga mendapat bagiannya.
Untuk saya, Tuhan memberikan sebuah glaive—sejenis pedang besar yang mengecil pada bagian ujung, mirip campuran antara great sword dan lance—berukuran besar dan mengganti armor saya. Ia juga memberikan the Cape of Humbleness untuk menutupi segala atirbut perang saya. Puji nama Tuhan saya dapat menggunakan senjata berat itu dengan ringan dan mudah.


2012 akan menjadi tahun yang besar, saya tahu. Saya sendiri telah diperingatkan Tuhan dan sempat dimarahi dengan keras karena ini adalah tahun penyisihan. Ya, Ia mengatakan bahwa ini adalah tahun kompetisi besar para penuai. Dan kalau saya tidak serius, menjadi suam-suam kuku, jatuh terus atau tidak mau maju dan menjadi dewasa di dalam Dia, saya akan Ia sisihkan. Itu sesuai dengan Firman-Nya dalam Wahyu pasal-pasal awal.
Tapi saya tidak menyangka pertempuran besar menanti! Saya syok saat melihat Alam Roh versi pantai yang selama ini merupakan tempat peperangan kami telah diambil musuh! “Teritori telah diambil musuh dan kalian telah terdesak ke perbukitan di belakang,” kata Tuhan kalem. Tentu saja, kami baru saja terpuruk dalam berbagai perangkap Iblis seperti sakit hati, kepahitan dan rasa bete dalam 4 hari terakhir ini.
REBUT KEMBALI!”

Suara-Nya menggelegar sehingga saya nyaris terjengkang sambil menutup telinga. Hikmat dan keberanian yang datang dari Roh Kudus segera menghinggapi saya. Melihat teman-teman yang sudah siap bertempur, saya menyampaikan informasi itu kepada mereka.
Guys, kita akan rebut teritorinya,” kata saya yang sama sekali bukan saya. “Kita udah diperlengkapi dengan perlengkapan baru... Ayo kita serangan bales!”

Semua member mengangguk. Tegang? Agak. Takut? Sedikit. Semangat? Iya banget, dong!
Kami pun segera mengambil posisi berkuda masing-masing. Saya deg-deg-an luar biasa... Ini pertama kalinya pengelihatan Alam Roh begitu membanjir dengan cepat dan luwes ke seluruh anggota... Padahal ini perang saja belum... Kuda saya mengikik pelan seraya mendengus dan menghentakan kakinya.
Kita mulai syafaat!”
Dan perang pun dimulai.


Kami, sepasukan berkuda Allah menuruni lereng bukit yang sudah porak poranda dan dipenuhi berbagai makhluk kegelapan. Mereka begitu syok melihat kami sudah berkuda dan berperlengkapan baru. Doa syafaat berputar kami dimulai dengan meminta kekuatan Tuhan dan proteksi ekstra, jadi tidak aneh kalau kami benar-benar hyped up saat itu. Gerombolan makhluk hitam yang selama ini sulit diperangi diinjak-injak dan diterobos dengan mudahnya dengan kuda-kuda Allah.
Saya sempat melihat Harvi dan Ivan melesat dengan cepat di depan, membuka jalan. Dan saya mengikuti mereka seraya menebas ke sana kemari dengan glaive. Pada saat Angel Irena berdoa untuk meminta kekuatan baru dan urapan baru bagi para pejuang Allah, tapal kuda saya mendadak menyala dalam api berwarna oranye dan hijau—validasi ‘warna’ api saya yang diperlihatkan Tuhan beberapa bulan lalu. Tidak ketinggalan, senjata saya pun diganti jadi lebih berbentuk (tadinya plain sekali) dan ikut terbakar api.

Setelah kami berdoa syafaat melumat para makhluk-makhluk jelek di AR tempat kami biasa bertempur, saya melihat diri sendiri menancapkan bendera putih di sana, tanda bahwa tempat itu telah dimenangkan Tuhan. Kami kemudian menentukan bahwa ini adalah saatnya kami menyerbu daerah-daerah di Indonesia secara spesifik di bawah kekuatan Allah. Tidak lupa, sebelum maju ke daerah yang lebih besar dan asing, kami meminta bala bantuan Sorgawi. Dan cepat saja dikirimnya—saya segera melihat belasan malaikat berkuda putih turun dari langit dan berbaris di belakang saya! Mereka semua siap berperang demi Indonesia dan demi Allah!
Kuda kami pun kembali berpacu... Sasaran spesifik selanjutnya... Jakarta Timur!